Memiliki hutang berarti kita telah berjanji pada seseorang dan harus membayar janji itu. Kebutuhan yang semakin banyak membuat beberapa orang memilih jalan untuk berhutang guna menutup kebutuhannya. Sebenarnya tidak ada larangan untuk berhutang tapi terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan.
Perkembangan zaman membuat banyak orang semakin konsumtif. Mereka menginginkan segala sesuatunya secara instan tanpa melewati sebuah proses yang seharusnya. Hal inilah yang terjadi pada orang yang lapar mata tapi tidak memiliki uang yang cukup untuk memenuhinya. Apabila lapar mata tersebut kambuh maka sebagian besar dari mereka akan memilih untuk meminjam uang.
Fenomena ini sering terjadi pada anak muda yang menginginkan smartphone terbaru sehingga mereka meminjam uang terlebih dahulu karena tidak memiliki uang pada saat itu. Biasanya, pihak yang sering meminjami uang adalah keluarga, teman hingga rentenir dengan bunga tinggi. Hutang pada rentenir inilah yang akan membuat kehidupan kita semakin hancur. Allah telah memberikan ancaman berupa jaminan hutang adalah nelangsa.
Sebuah kisah dari Umar bin Khaththab akan memberikan teladan bagi kita umat muslim. Suatu ketika, putra Umar pulang dari menuntut ilmu sembari menghitung beberapa tambalan yang ada di baju jelek dan usangnya. Karena kasihan terhadap sang putra, Umar kemudian mengirimkan surat pada bendaharawan negara. Surat tersebut berisi bahwa beliau meminta pinjaman sejumlah 4 dirham dan untuk jaminannya adalah potongan gaji pada bulan depan.
Setelah itu, bendaharawan negara membalas surat Umar bahwa ia bertanya pada Umar, siapakah yang menjamin Umar bisa hidup sampai sebulan ke depan dan bagaimana jika ia mati sebelum membayar hutangnya. Mengetahui isi balasan itu, Umar pun tersungkur menangis. Kemudian, beliau berkata kepada sang putra untuk berangkat menuntut ilmu meskipun dengan baju yang usang dan jelek karena Umar tidak pernah tahu sampai kapan umurnya hidup di dunia ini.
Berdasarkan kisah ini, seharusnya kita bisa mengambil pelajaran bahwa meminjang uang atau berhutang tak semudah yang dibayangkan. Tanggung jawab besar akan kita panggul jika berhutang, bahkan berhutang membawa petaka. Terlebih kita tidak pernah tahu sampai kapan kita akan hidup sehingga tak ada yang bisa menjamin kita dapat membayar hutang sebelum mati. Sebuah hadits menjelaskan bahwa sebaik apapun seseorang dalam beribadah dan beramal jika ia mati dengan hutang yang belum terbayarkan maka hutang itulah yang menghalanginya masuk ke dalam surga.
Sebelum berhutang, kita harus benar-benar memastikan bahwa keperluan tersebut bukanlah keinginan melainkan kebutuhan yang harus terpenuhi. Selain itu, bersyukur akan menjadikan hidup kita menjadi lebih bahagia dan tidak banyak menuntut. Berterima kasihlah atas apa yang sudah kita miliki bukan terus mengeluh karena kita tidak memiliki ini dan itu.
Jangan sampai hanya karena hutang yang belum terbayarkan, terlebih jika suka berhutang tapi tak melunasinya menjadi penghalang bagi kita masuk ke dalam surga. Oleh karena itu, berusaha dengan bekerja keras dan berdoa maka Allah akan memberikan pertolongan bagi kita sehingga kita tidak perlu berhutang pada orang lain, bahkan bisa memberikan bantuan pada orang lain.
Sebagai seorang muslim, kita harus tahu benar bagaimana hukum Islam mengatur kehidupan umat manusia. Allah telah memberikan banyak rahmat dan nikmat kepada hamba-Nya sehingga sudah sepatutnya kita banyak bersyukur atas apa yang kita miliki karena belum tentu orang lain memiliki apa yang kita miliki saat ini. Karena itulah berpikirlah seribu kali untuk berhutang.
CAR,HOME DESIGN,HEALTH, LIFEINSURANCE,TAXES,INVESTING,BONDS,ONLINETRADING,
0 Response to "Berpikirlah SERIBU KALI Untuk BERHUTANG! "
Posting Komentar